PATI, Lingkarjateng.id – Kelurahan Kalidoro, Kecamatan/Kabupaten Pati menjadi satu-satunya wilayah di pusat Kota Pati yang menjadi langganan banjir saat musim penghujan datang. Banjir itu datang dari luapan Sungai Sani yang melintas di kelurahan setempat.
Lurah Kalidoro M Ikhsan mengatakan wilayahnya sering terdampak luapan Sungai Sani. Ia menyebut tiap tahun wilayahnya tergenang banjir, bahkan sampai lima kali tiap musim hujan tiba.
Untuk menangani bencana tahunan ini, Ikhsan berharap Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dapat membangun tanggul.
Pihaknya menyatakan telah berkoordinasi ke BBWS untuk penanganan banjir yakni meminta untuk peninggian tanggul. Ia meminta tanggul yang sudah ada itu ditambah sekitar 75 sentimeter.
“Tahun 2023 sudah disurvei (BBWS), tapi sampai sekarang realisasinya kok belum. Kami usulnya sudah di tahun 2023 kemarin. Sini ‘kan wilayah bencana, kalau dihitung ya berkali-kali banjir. Setiap tahun bahkan terjadi bencana banjir besar. Apalagi jembatan di KJ Phone itu sebelum dibangun. Waktu itu bisa 5-4 kali, rutin. (luapan) naik ke permukiman warga,” ucap Ikhsan di Pati, belum lama ini.
Ia menjelaskan, Sungai Sani yang masuk wilayah Kelurahan Kalidoro sekitar sepanjang 2 kilometer itu membentang dari Jembatan Pasar Yaik sampai Jembatan KJ Phone.
Ikhsan menegaskan, penanganan bencana harus sampai ke akarnya. Sedangkan sumber banjir di Kelurahan Kalidoro berasal dari Sungai Sani sehingga hal ini harus menjadi titik utama.
“Sumber bencana itu dari Sungai Sani. Mengatasi bencana ‘kan harus dari sumbernya, sementara sumbernya luapan dari Sungai Sani,” imbuhnya.
Selain tanggul, menurut dia, permasalahan lain adalah dangkalan sungai. Sehingga normalisasi juga harus dijalankan oleh Pemkab dan BBW. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)