PATI, Lingkarjateng.id – Turunnya harga buah manggis yang terjadi pada awal tahun ini, membuat para petani buah manggis mengeluh. Pasalnya, harga buah manggis dari petani hanya dihargai Rp5.000 per kilogram oleh tengkulak. Harga ini jauh dari kata normal yang biasanya sebesar Rp14.000.
“Turun menjadi Rp5.000 pada Senin sore. Padahal hari Minggu berada pada kisaran Rp14.000,” keluh salah satu petani buah manggis dari Desa Tajungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati Sutikno, pada Kamis, 25 Januari 2024.
Meskipun mengalami kerugian, Sutikno mengaku terpaksa menjual hasil panen buah manggis dengan harga murah. Ketimbang membusuk dan tidak laku di pasaran malah akan menjadikan ia semakin rugi.
“Soalnya sudah pada matang, tidak bisa disimpan lama-lama. Jadi terpaksa, kemarin manggis saya jual dengan harga segitu,” imbuhnya.
Sutikno menduga, harga buah manggis yang terjun bebas ini, akibat banyaknya impor buah manggis, khususnya dari Thailand.
Disamping itu, kata Sutikno, cuaca yang tidak menentu dalam beberapa hari terakhir juga disebut sebagai biang dari menurunnya kualitas hasil panen.
Menurutnya, hanya buah manggis saja yang mengalami penurunan harga cukup tajam. Sebab, tanaman lain di kebunnya seperti rambutan, durian, petai, hingga kedondong masih berada dalam harga normal.
Sutikno berharap, ada bantuan dari pemerintah pusat untuk bisa mengendalikan impor buah. Tak hanya untuk buah manggis saja, Sutikno berharap pemerintah bisa selektif dalam melakukan impor sehingga tidak mengganggu harga di petani lokal. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)