PATI, Lingkarjateng.id – Selalu sepi dari pengunjung membuat Alun-Alun Timur atau Alun-Alun Kembangjoyo Pati ditinggalkan oleh para pedagang. Mereka memilih berjualan di tempat lain, karena lapak mereka terbukti tak menghasilkan, meski sudah 2 tahun berjalan. Namun, baru-baru ini, kondisi Alun-Alun Kembangjoyo kian memprihatinkan karena sejumlah bangunan dirobohkan. Terutama, bangunan-bangunan di bagian tengah.
Pembongkaran lapak para pedagang ini, berdasarkan data LPSE Kabupaten Pati, menelan anggaran hingga Rp 114.635.750.
Banyak masyarakat yang bertanya-tanya, mengapa fasilitas publik yang dibangun dengan anggaran hingga Rp 11 Miliar, malah dirobohkan. Padahal, masyarakat sendiri berharap lokasi tersebut direvitalisasi agar menjadi tempat hiburan masyarakat yang nyaman dan menarik.
Menanggapi hal itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati mengatakan, bahwa pembongkaran sejumlah lapak di Alun-Alun Kembangjoyo Pati bertujuan untuk revitalisasi.
Kepala Disdagperin Pati Hadi Santosa mengatakan, sebagai pusat kuliner di Pati akan dilakukan penataan pada ruko yang berada di tengah-tengah. Sebab, permasalahan yang dikeluhkan oleh para PKL Kembangjoyo adalah buruknya kios dan lapak, sehingga diperlukan perbaikan untuk menarik para pembeli.
“Di samping itu kami usulkan ada ruang terbuka untuk kegiatan publik di tengah Alun-Alun. Termasuk pembongkaran lapak-lapak yang berada di tengah,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga akan membuat jalan dari Taman Kalidoro menuju ke Alun-Alun Kembangjoyo. Terlihat, pada Jumat (27/9) alat berat mulai melakukan pengerjaan pembukaan akses jalan.
Pihaknya berharap, dengan dibukanya akses jalan tersebut, maka pengunjung khususnya yang dari arah Utara bisa masuk melalui Taman Kalidoro.
“Pembangunan akses jalan dari Taman Kota (Kalidoro) menuju Alun-Alun Kembangjoyo sudah dimulai. Jadi memang perlu penataan, termasuk jalan tembus yang dari Taman Kota,” terang Hadi saat dikonfirmasi terkait aktivitas alat berat di lokasi tersebut.
Sebelumnya Ketua Paguyuban PKL Alun-Alun Kembangjoyo Tukul, mengeluhkan sepinya pembeli. Saking sepinya, para PKL menyebut kondisi Alun-Alun seperti kuburan, yang diperparah dengan penerangan yang minim.
Untuk itu, para PKL berharap agar pemerintah bisa mencarikan solusi. Paling tidak melakukan tata ulang termasuk arus lalu lintas supaya Alun-Alun Kembangjoyo bisa menjadi wisata kuliner unggulan di Kabupaten Pati. (Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)