WULANGGITANG, Lingkar.news – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat lontaran abu vulkanik setinggi kurang lebih 1.000 meter dari atas puncak Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Erupsi terjadi pukul 09.29 WITA dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sementara kurang lebih 8 menit 2 detik.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Ghele Raja di Wulanggitang, Flores Timur, pada Sabtu, 13 Januari 2024.
Gunung Lewotobi Laki-Laki Berstatus Awas, Warga Diimbau Jauhi Radius 4 Km
“Kolom abu itu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara,” kata Zakarias Ghele Raja.
Ia mengingatkan masyarakat untuk menjauhi wilayah yang masuk dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral 5 kilometer ke arah barat laut-utara dan timur laut.
Wilayah yang masuk sektoral 5 kilometer arah barat laut-utara adalah Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura. Sedangkan wilayah yang masuk dalam sektoral 5 kilometer arah timur laut adalah Desa Nobo dan Nurabelen, Kecamatan Ile Bura.
Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Bandara Frans Seda Maumere Ditutup
Ia berpesan agar masyarakat tidak beraktivitas di luar rumah jika terjadi erupsi disertai hujan abu. Masyarakat juga harus mewaspadai potensi lahar hujan apabila terjadi hujan di atas gunung itu.
“Selalu gunakan masker dan pelindung mata,” ujarnya.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mengimbau warga agar menjauhi wilayah yang menjadi arah aliran lava pijar erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rekomendasi tersebut dikeluarkan atas dasar evaluasi pascaerupsi 9 Januari 2024 yang disertai awan panas yang mengarah ke timur laut sejauh kurang lebih 2.000 meter dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Warga Dimbau Pakai Masker saat Aktivitas di luar
Pada periode itu, kata Zakarias, didominasi gempa embusan sehingga terlihat peningkatan pada SO2 dari data citra satelit.
Selain itu gempa Low Frequency meningkat setelah tanggal 9 Januari 2024, yang mengindikasikan adanya fluida yang naik ke permukaan dan ditandai dengan guguran material pijar dari rekahan dan kawah utama.
“Jumlah vulkanik dalam juga menurun tapi masih fluktuatif, artinya masih ada potensi suplai magma dari dalam,” ucapnya.
Zakarias meminta masyarakat untuk mengikuti arahan atas rekomendasi yang telah disampaikan tersebut.
Dia juga berpesan agar masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar hujan saat musim hujan. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)