JEPARA, Lingkarjateng.id – Berdasarkan data pada aplikasi DBD (Demam Berdarah Dengue) Elektronik tercatat ada 139 penderita DBD per minggu ke 1-4 (1 Januari-27 Januari 2024). Dari jumlah tersebut, satu penderita meninggal dunia.
“Jumlah laporan KDRS (Kewaspadaan Dini Rumah Sakit) ada 139 kasus. Sebanyak 120 baru tersangka atau baru gejala DBD, yang sudah positif DBD ada 18 dan yang meninggal satu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Eko Cahyo Puspeno di Jepara, Rabu, 31 Januari 2024.
Eko memprediksi, puncak kasus DBD di Kabupaten Jepara akan terjadi pada bulan Februari 2024. Maka dari itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap waspada serta melakukan upaya pencegahan dengan rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menerapkan 3M Plus.
“Yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti,” ucapnya.
Selain 3M di atas, lanjut Eko, yang dimaksud poin Plus antara lain, menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah, melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama, meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
“Saat musim hujan seperti sekarang ini penyebaran DBD begitu cepat. Bila warga ada anggota keluarga terkena gejala DBD, silakan cepat ke fasilitas kesehatan untuk segera mendapatkan pertolongan. Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah bahkan berpotensi menyebabkan kematian,” jelasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)