JEPARA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten Jepara melakukan benchmarking penurunan stunting dengan Kabupaten Sukoharjo, sebagai upaya menekan angka stunting pada bayi di bawah dua tahun (Baduta) di Ruang Rapat Sosrokartono, pada Senin, 29 Mei 2023. Kegiatan tersebut dipimpin Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta.
“Prioritas kita harus memperbaiki data. Jangan berbeda-beda, kita crosscheck lagi,” ujar Edy.
Ia mendapatkan laporan bahwa di Kabupaten Jepara sudah 15.880 Baduta yang diperiksa. Namun, data antara Dinas Kesehatan dengan DP3AP2KB belum cocok satu sama lain.
Pj Bupati Jepara Minta Pemdes Berlomba Tangani Stunting
Hal tersebut menimbulkan masalah terkait penyampaian laporan penanganan stunting ke tingkat nasional. Maka dari itu, Edy meminta agar melakukan kolaborasi pencocokan data sehingga terdapat kepastian jumlah anak stunting yang harus diatasi.
“Mudah-mudahan ketidakcocokan data antara Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Pusat tidak terulang kembali. Hari ini kita belajar dengan Kabupaten Sukoharjo, di sana yang awalnya banyak anak stunting sekarang tinggal 4 persen,” kata Edy.
Kondisi tersebut, menurut Edy, tidak lepas dari intervensi pemerintah yang bekerja sama dengan peneliti lokal untuk melakukan pengembangan suplemen berbasis alga (lumut laut).
Targetkan Zero Stunting, Pj Bupati Jepara Minta Bidan Desa Sering Evaluasi
Maka dari itu, Edy mengharapkan produk suplemen alga tersebut dapat dikombinasikan dengan produk ikan laut yang melimpah di wilayah Jepara.
Ia meyakini kombinasi antara penggunaan alga dan olahan ikan laut akan menghasilkan protein tinggi yang dibutuhkan anak penderita stunting. Sehingga, harapannya angka stunting di Kabupaten Jepara dapat ditekan hingga nol kasus di tahun 2024.
“Mudah-mudahan alganya masuk, ikannya masuk, anak-anak semakin tumbuh dan bebas stunting,” harapnya.
Di sisi lain, Sekda Jepara Edy Sujatmiko mengaku akan segera menindaklanjuti arahan Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta dalam mengolaborasikan penggunaan alga dan produk ikan dalam konsumsi harian anak penderita stunting.
“Mungkin dalam sehari 2 kali mengkonsumsi alga, 1 kali makan ikan atau sebaliknya. Yang terpenting, olahannya harus disesuaikan dengan nafsu makan anak agar anaknya mau mengkonsumsi,” ucap Edy Sujatmiko. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)