JEPARA, Lingkarjateng.id – Unggahan video salah satu akun media sosial yang memperlihatkan pesta miras (minuman keras) mendapat reaksi keras dari Ketua Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Jawa Tengah yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara, Haizul Ma’arif. Dalam video tersebut tampak para pekerja yang mayoritas wanita dengan seorang warga negara asing (WNA) tampak menikmati acara makan bersama dan minum miras.
Gus Haiz, sapaan Ketua DPRD Jepara, mengungkapkan bahwa perbuatan yang terekam dalam video tersbeut sangat mencederai warga Jepara, terlebih dilakukan saat bulan Ramadan yang merupakan bulan penuh Rahmat dan ampunan.
Menurut Gus Haiz, hal tersebut sangat disayangkan terlebih yang terlihat mayoritas dalam video tersebut adalah wanita berhijab namun dengan asyik dan bangga malah minum miras bersama di sebuah warung makan.
Oleh karena itu, Gus Haiz mendesak kepada jajaran terkait, Polres, satpol PP dan juga Dinas tenaga Kerja untuk mengusut tuntas video tersebut. Apalagi, dalam video yang viral itu juga ada oknum WNA yang ikut dalam pesta miras.
“Jadi memang harus diusut tuntas itu, apakah itu betul terjadi di Jepara atau tidak, yang penting di usut tuntas lokasinya, oknumnya dan identitasnya termasuk orang asing terkait kewarganegaraannya dan juga izin tinggalnya. Kemudian terkait miras, hal itu juga melanggar Peraturan Daerah (perda) nomor 2 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Jepara nomor 4 Tahun 2001 tentang larangan minuman beralkohol,” ungkap Politisi PPP ini.
Lebih lanjut, Gus Haiz menjelaskan bahwa perbuatan yang diperlihatkan dalam unggahan video tersebut merusak akhlak generasi Jepara khususnya ibu-ibu dan juga wanita-wanita yang meminum miras dengan seragam pekerja pabrik. Hal ini dinilai sangat memilukan karena mereka adalah para orang tua dan calon ibu yang akan mendidik anak-anaknya sebagai generasi bangsa yang berakhlak dan memiliki budi pekerti yang baik. Hal ini betul-betul mencederai hati warga Jepara.
“Memang harus di usut tuntas agar tidak terjadi hal yang serupa di kemudian hari dan menimbulkan keresahan masyarakat serta citra negatif para pekerja pabrik di Jepara,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua GPK Jawa Tengah.
Menurut Gus Haiz, video tersebut cukup membuka hati masyarakat akan pentingnya pendidikan agama, akhlak, dan juga budaya bagi keluarga khususnya generasi muda sebagai generasi penopang bangsa. Video tersebut merupakan teguran dan pelajaran bagi orang tua agar senantiasa mendidik dan menyiapkan anak-anak dan juga keluarga agar tidak terjerumus dengan hal-hal negatif yang merusak akhlak dan juga budi pekerti sehingga generasi ini akan mengalami degradasi mental dan karakteristik bangsa Indonesia.
“Saya kira dengan terkuaknya video tersebut menjadi pembelajaran bagi keluarga untuk memberikan bimbingan kepada anggota keluarganya agar tidak mudah ikut terhadap budaya-budaya yang kurang baik, mungkin bagi orang asing hal itu merupakan hal yang biasa. Tapi ini kalau dilakukan di Jepara yang kita memiliki budaya yang luhur tentu ini sangat tidak relevan san menjadikan citra buruk kabupaten Jepara,” pungkasnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)