JEPARA, Lingkarjateng.id – Kekeringan di Kabupaten Jepara meluas. Hingga 5 Oktober 2023, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara mencatat ada 17 desa di 14 kecamatan yang dilanda kekeringan.
Seksi Bagian Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Jepara, Muh. Ali Wibowo, merinci 17 desa yang mengalami kekeringan itu yakni di Sumberrejo, Clering, Kunir, Tengguli, Kepuk, Srikandang, Kedungmalang, Karangaji, Tedunan, Kaliombo, Mayong Kidul, Bategede, Tunggulpandean, Kedungsarimulyo, Ujungpandan, Kemujan, Karimunjawa.
“17 desa tersebut terdapat di 14 Kecamatan yaitu Donorojo, Keling, Bangsri, Kedung, Pecangaan, Mayong, Nalumsari, Welahan, Karimunjawa,” ungkapnya.
Kondisi tersebut dirasakan 5.364 kepala keluarga atau 10.128 jiwa. BPBD Jepara memperkirakan warga terdampak kekeringan bisa bertambah.
Krisis Air Bersih, Warga Kedungmalang Jepara Minta Dropping Air Sehari Sekali
“Kemungkinan masih ada penambahan karena ada beberapa data yang belum dilaporkan,” imbuhnya.
Bowo mengatakan, BPBD Kabupaten Jepara sudah menyalurkan air bersih di beberapa desa sebanyak 195 tangki atau total 966.000 liter air. Bantuan tersebut berasal dari dana APBD 309.000 liter dan dana CSR 657.000 liter sejak 14 Agustus – 5 Oktober 2023.
“Dropping rata-rata kami lakukan seminggu dua kali, kalau untuk daerah yang terparah kami lakukan seminggu tiga kali, seperti di Desa Kaliombo dan Desa Kedungmalang. Pemberiannya bervariasi tergantung jumlah warga yang terdampak,” terangnya.
Ia menjelaskan, ada tiga sumber dana yang digunakan untuk memberikan bantuan air bersih. Masing-masing dari APBD, CSR, dan bantuan tidak terduga (BTT).
“Dari dana BTT kemarin kami ajukan sekitar 190 juta dan sudah kami gunakan, insya Allah dalam bulan Oktober – November masih aman. Nanti kita evaluasi sampai akhir November apabila anggarannya sudah menipis masih bisa kita ajukan,” jelasnya. (Lingkaran Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)