JEPARA, Lingkarjateng.id – Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Arwin Noor Isdiyanto melalui Seksi Bagian Rehabilitasi dan Rekonstruksi Muh. Ali Wibowo saat dihubungi di Jepara, pada Jumat, 6 Oktober 2023 memperkirakan, bencana kekeringan akan berlangsung sampai tahun depan. Mengingat, perkiraan badai El Nino masih berlanjut sampai akhir Maret 2024.
“Perkiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kekeringan akan sampai tahun depan. Namun ada beberapa informasi yang baru update dimungkinkan di beberapa daerah di Jawa Tengah pada bulan November akan turun hujan,” tuturnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan menyediakan dana untuk mengatasi masalah kekeringan. Hal ini karena menurutnya, sumber air belum bisa muncul jika nantinya hujan yang datang hanya berlangsung selama 1-2 hari saja.
“Tapi kita tidak tahu sampai mana intensitas hujan itu. Kalau hanya satu atau dua hari sumber ‘kan belum muncul, tetap kita sediakan dana untuk penanganan kekeringan ini seperti tahun yang lalu juga seperti itu,” jelasnya.
Ia menyatakan, Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tentang penetapan darurat kekeringan yang sebelumnya berstatus siaga kekeringan.
Setidaknya, kata dia, hingga 5 Oktober 2023 terdapat 17 desa yang ada di 14 kecamatan se-Kabupaten Jepara mengalami kekeringan.
“Per bulan September kemarin SK Bupati sudah turun dan statusnya diubah yang pada awalnya siaga kekeringan menjadi darurat kekeringan,” ucap Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Arwin Noor Isdiyanto melalui Seksi Bagian Rehabilitasi dan Rekonstruksi Muh. Ali Wibowo saat dihubungi di Jepara, pada Jumat, 6 Oktober 2023.
Ia menyebut, tercatat sebanyak 5.364 kepala keluarga (KK) atau 10.128 jiwa yang terdampak krisis air bersih akibat bencana kekeringan.
“Kemungkinan masih ada penambahan karena ada beberapa data yang belum dilaporkan,” ujarnya.
Sebagai informasi, 17 desa yang mengalami kekeringan yaitu Desa Sumberrejo dan Desa Clering di Kecamatan Donorojo, Desa Kunir di Kecamatan Keling, Desa Tengguli dan Desa Kepuk serta Desa Srikandang di Kecamatan Bangsri.
Selanjutnya, Desa Kedungmalang dan Desa Karangaji di Kecamatan Kedung, Desa Tedunan di Kecamatan Tedunan, Desa Kaliombo di Kecamatan Pecangaan, serta Desa Mayong Kidul di Kecamatan Mayong.
Selain itu, Desa Bategede dan Desa Desa Tunggulpandean di Kecamatan Nalumsari, Desa Kedungsarimulyo dan Desa Ujungpandan di Kecamatan Welahan, Desa Kemujan dan Desa Karimunjawa di Kecamatan Karimunjawa. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)