JEPARA, Lingkarjateng.id – Ribuan hektare (ha) sawah siap panen di Kabupaten Jepara terancam gagal panen atau puso akibat terendam banjir sejak Jumat, 15 Maret 2024.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Diyar Susanto, mengungkapkan data per 19 Maret 2024 terdapat 3.555 ha sawah di berbagai wilayah Jepara yang terendam banjir.
“Data ini fluktuatif, pada Jumat kemarin jumlahnya 1.900 ha sampai Minggu 2.250 ha, kemudian Rabu kemarin 3.555 ha,” ujarnya, Rabu, 20 Maret 2024.
Namun Diyar menjelaskan untuk menentukan sawah mengalami gagal panen membutuhkan waktu paling tidak satu minggu baru kemudian dilanjutkan pengecekan dan evaluasi, setelah itu baru bisa ditentukan hasilnya.
“Kita saat ini masih menunggu, SOP-nya paling tidak kami butuh waktu enam hari. Nanti yang menentukan adalah petugas dari Dinas Pertanian provinsi,” terangnya.
Selanjutnya setelah data sawah yang mengalami gagal panen didapatkan, pihaknya akan berupaya mengajukan bantuan cadangan bibit nasional.
“Kalau siklus biasanya kita mohonkan ke APBN, paling tidak nanti mendapatkan bantuan bibit pengganti. secara SOP per hektare dapat 25 kg,” ujarnya.
Diyar mengungkapkan, hampir semua areal persawahan di Kabupaten Jepara terendam banjir akibat cuaca ekstrem yang melanda beberapa waktu yang lalu.
“Wilayah yang aman itu Kecamatan Pakis Aji, Bangsri, Kembang, Keling, Batealit. Untuk yang lainnya terkena semua. Paling banyak di Kecamatan Welahan hampir semua terendam, sedangkan di Kecamatan Nalumsari hanya dua atau tiga desa. Kalau secara persentase paling tinggi Desa Gerdu tergenang semua,” jelasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)