JEPARA, Lingkarjateng.id – Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Arwin Noor Isdiyanto melalui Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Nugroho Isman saat dihubungi di Jepara, pada Rabu, 6 Desember 2023 menyebut, terdapat 159 desa tersebar di 15 kecamatan se-Kabupaten Jepara yang berisiko tinggi diterjang banjir saat musim penghujan.
Sebanyak 15 kecamatan itu yakni Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Nalumsari, Kecamatan Pakis Aji, Kecamatan Pecangaan, Kecamatan Tahunan, Kecamatan Welahan, Kecamatan Kedung, Kecamatan Kalinyamatan, Kecamatan Jepara, Kecamatan Bangsri, Kecamatan Batealit, Kecamatan Donorojo, Kecamatan Keling, Kecamatan Kemban, Kecamatan Mayong. Dari data tersebut, hanya Kecamatan Karimujawa yang lolos dari potensi bencana banjir karena tidak ada cekungan air tanah (CAT).
Maka dari itu, Nugroho mengimbau kepada masyarakat yang ada di wilayah-wilayah tersebut untuk waspada dan tidak membuang sampah sembarangan serta rutin membersihkan saluran air.
“Jangan buang sampah sembarangan apalagi di sungai/saluran air agar tidak menimbulkan banjir,” imbaunya.
Nugroho mengatakan, di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, terdapat 5 komponen yang bertanggung jawab untuk menanggulangi dan menangani bencana.
Ia pun menekankan bahwa untuk mengatasi bencana perlu bekerja sama dan berkoordinasi dengan banyak pihak.
‘”Yang pertama adalah pemerintah, yang kedua masyarakat, yang ketiga dunia usaha, yang keempat media, yang kelima akademisi. Kelima komponen ini istilah kerennya pentahelix. Semua bertanggungjawab sesuai dengan perannya masing-masing. Jadi untuk mengatasi bencana, kita tidak bisa berjalan sendiri. Kita harus saling berkoordinasi,” tegasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)