Perjalanan KA Dibatalkan dan Direkayasa Akibat Banjir Parah di Jalur Semarang

Perjalanan KA Dibatalkan dan Direkayasa Akibat Banjir Parah di Jalur Semarang

Semarang (KABARDARING) – Banjir yang menggenangi jalur rel kereta api di kilometer 2+8/9 antara Stasiun Semarang Tawang dan Stasiun Alastua, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (28/10/2025) malam menyebabkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan pembatalan dan rekayasa perjalanan sejumlah kereta api. Ketinggian air yang masih tinggi menjadi alasan utama di balik keputusan ini, meskipun KAI telah berupaya menggunakan lokomotif diesel hidrolik untuk menarik rangkaian.

Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menjelaskan bahwa genangan banjir tersebut masih terlalu tinggi untuk dilintasi KA. “KAI sudah mengoperasikan lokomotif diesel hidrolik untuk menarik rangkaian melewati genangan banjir, tetapi ketinggian air masih terus naik,” ujarnya di Semarang. Kondisi ini berdampak signifikan pada operasional KA.

Beberapa perjalanan KA yang dibatalkan sepenuhnya atau sebagian meliputi KA Kedungsepur, KA Joglosemarkerto, KA Blora Jaya, KA Ambarawa Ekspres, dan KA Banyubiru. Selain itu, KAI juga memberlakukan rekayasa operasional dengan mengalihkan rute perjalanan beberapa KA melalui Jalur Selatan.

KA yang perjalanannya dialihkan melalui Jalur Selatan antara lain KA Blambangan Ekspres (relasi Jakarta-Banyuwangi), KA Airlangga (Jakarta-Surabaya), KA Brantas (Jakarta-Blitar), KA Kertajaya (Jakarta-Surabaya), dan KA Gumarang (Jakarta-Surabaya). Franoto menambahkan, “Rekayasa operasi dengan jalur memutar ini untuk mengurangi dampak keterlambatan yang lebih tinggi.”

PT KAI menyampaikan permohonan maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat gangguan ini. Pihak KAI berjanji akan terus berupaya maksimal untuk segera menormalisasi jalur yang tergenang banjir. Banjir ini sendiri disebabkan oleh hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang mengguyur Kota Semarang sejak Selasa pagi, mengakibatkan sejumlah titik di kota tersebut kembali terendam. (eko/red)