BLORA, Lingkarjateng.id – Sebagian warga di Blora Selatan mulai merasakan dampak memasuki musim kemarau. Air bersih semakin sulit didapatkan.
Seperti pengakuan Aning (36), warga Desa Jeruk, Kecamatan Randublatung, ia mengatakan, saat ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ia mengandalkan sumur timbang.
Padahal setiap hari, air sumur timbang tersebut semakin menyusut. Maka untuk menyiasatinya, Aning harus berhemat.
“Airnya semakin hari semakin menipis, kami harus berhemat,” ujarnya, Senin (27/5).
Menurutnya, tidak lama lagi, air bersih di sumurnya dipastikan akan habis. Dan harus membeli untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga.
“Mungkin tidak sampai sebulan, airnya pasti sudah habis,” terangnya.
Ia berharap, bantuan dari pemerintah berupa droping air bersih agar wilayah yang kekeringan di Blora Selatan bisa teratasi.
Terpisah, Yanto, warga Desa Gabusan Kecamatan Jati, mengatakan, jika saat ini harus berbagi dengan tanaman jagung yang mulai ia tanam.
“Sekarang kami mulai tanam jagung, airnya harus berbagi dengan jagung nanti,” ucapnya.
Selain itu, Yono, penjual air bersih asal Doplang mengungkapkan, jika musim kemarau menjadi berkah tersendiri baginya. Hal itu, karena Yono bisa menjual air bersih ke warga yang membutuhkan.
“Semoga tahun ini semakin berkah, airnya lancar dan kami bisa menjual lebih banyak lagi,” katanya.
Kemarau tahun lalu, dalam sehari, Yono mengaku, bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp300-400 ribu.
“Kalau kemarau tahun ini belum tahu, semoga semakin berkah saja lah,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)