WONOSOBO – LINGKAR, PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah melalui UPT Purwokerto dan ULTG Wonosobo menyiagakan personil sepanjang penyelenggaraan Festival Balon Udara yang dimulai pada 11 April lalu hingga 22 April mendatang. Festival ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat terutama di wilayah Wonosobo bekerjasama dengan komunitas-komunitas pasca perayaan Idul Fitri.
Hingga informasi ini diturunkan, terpantau sebanyak lebih dari 50 balon udara terbang liar tanpa tambatan dan satu diantaranya tersangkut pada SUTT Temanggung – Wonosobo T.27 pada 11 April lalu. Merespon hal tersebut, tim PLN ambil langkah cepat dengan melakukan pengambilan balon udara yang tersangkut pada jaringan listrik tegangan tinggi.
Manager UPT Purwokerto, Achmad Ridwan, mengatakan, hal itu dilakukan guna menghindari terjadinya hubung singkat dan ancaman pemadaman yang meluas di wilayah kabupaten Wonosobo dan Temanggung. “Untuk mengevakuasi balon yang tersangkut tersebut, kami terpaksa melakukan langkah padam darurat selama kurang lebih 20 menit. Pengambilan dilakukan secara cepat, dengan tetap mengutamakan keselamatan,” ujar Ridwan.
Festival Balon Udara yang menjadi tradisi tahunan selama libur Idul Fitri di Kabupaten Wonosobo ini menjadi perhatian khusus bagi PLN. PLN melakukan langkah antisipatif dengan membuat komitmen bersama untuk menerbangkan balon udara secara aman sesuai ketentuan yang berlaku. Sejumlah stakeholder dilibatkan dalam komitmen tersebut diantaranya 13 komunitas balon udara yang ada di Kabupaten Wonosobo, Polres Wonosobo, Dinas Perhubungan Wonosobo dan Dinas Pariwisata Wonosobo.
Tahun 2024 menjadi tahun kedua dilaksanakannya komitmen bersama antara PLN dengan stakeholder terkait dalam penyelenggaraan festival balon udara.
“Sejauh ini tidak ada pelanggaran, karena kita pantau terus. Sebelumnya kita juga sudah melakukan sosialisasi dan pendekatan, termasuk pasang banner serta melakukan sweeping bersama aparat kepolisian. Selain itu kita juga membatasi waktu pelaksanaan dan jarak amannya,” terang Manager ULTG Wonosobo, Suswoyo.
Namun, Suswoyo masih menyayangkan masih ditemukan balon udara yang diterbangkan secara liar dan tidak ditambatkan. Menurutnya, hal ini sulit dikendalikan dan menjadi problem bersama. Dia pun berharap masyarakat yang hobi menerbangkan balon secara liar dapat bergabung ke komunitas sehingga dapat ikut dipantau serta tidak merugikan jaringan listrik maupun penerbangan.
Sementara itu, Kasat Intel Polres Wonosobo M. Hasan mengatakan, pihaknya pada H-7 acara akan mengundang komunitas balon dalam menyamakan persepsi terkait teknis pelaksanaan.
“Karena festival ini akan menundang animo banyak orang bahkan dari luar daerah Wonosobo. Bisa 10 ribu hingga 15 ribu orang, sehingga butuh penanganan khusus. Kami sangat mendukung agar perijinan harus dipenuhi.” imbuh Hasan.
General Manager PT PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah, Tejo Wihardiyono, menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai stakeholder terkait guna tercapainya tujuan bersama yakni penyelenggaraan festival balon udara yang aman.
“Balon udara liar yang telah berulang kali tersangkut pada jaringan listrik tegangan tinggi menjadi problem utama dan menyebabkan kerugian di berbagai sektor. Tentunya kami menghimbau kepada seluruh masyarakat dan stakeholder terkait, agar bersama mengawal festival ini berlangsung aman. PLN akan terus menyiagakan personil di 14 lokasi penyelenggaraan festival, hingga acara puncak pada 22 April mendatang untuk mengupayakan listrik tetap aman dengan penanganan yang tepat, cepat dan tetap mengutamakan keselamatan,” terang Tejo.
Tejo berharap agar aktivitas menerbangkan balon udara yang aman hendaknya dilakukan merujuk pada ketentuan Penggunaan Balon Udara pada Kegiatan Budaya Masyarakat sesuai Permen Perhubungan Nomor 40 tahun 2018. Diantaranya, memiliki paling sedikit 3 tali tambatan, dilakukan sejauh mungkin dari jaringan listrik dan memiliki ketinggian maksimal 150 meter pada permukaan tanah. (HO/PLN)