PATI, Lingkarjateng.id – Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Fastabiq baru saja membuktikan keberhasilan program Juragan Mulyo Mandiri Pangan cluster pertanian melalui panen perdana melimpah dari para petani di Desa Karangwage, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, pada Jumat, 15 November 2024.
Panen perdana tersebut dimulai secara simbolis dengan prosesi potong padi oleh Direktur Utama (Dirut) BMT Fastabiq bersama Penjabat (Pj.) Bupati Pati.
Dirut BMT Fastabiq, Agus Jamaluddin, menuturkan bahwa hasil panen ini merupakan yang pertama dari para petani di Desa Karangwage yang mendapatkan pinjaman modal dari BMT Fastabiq. Sebagaimana diketahui, salah satu program dari BMT Fastabiq adalah memberikan pinjaman modal atau kredit untuk sektor pertanian dan kemudian membeli hasil panen petani dengan harga di atas pasaran. Pinjaman modal tersebut dikemas dalam program Juragan Mulyo Mandiri Pangan yang digagas oleh Unit Lembaga Amil Zakat Membangun Keluarga Utama (ULAZ MKU) Fastabiq.
“Ini adalah program dari BMT Fastabiq. Jadi kami memperbanyak program pemberdayaan ekonomi, mulai dari pertanian dan perdagangan. Melalui konsep masyarakat yang punya keterampilan, tetapi usaha terbatas itu bisa berkembang melalui program yang kami berikan,” tuturnya.
Agus menerangkan bahwa melalui modal yang diberikan oleh BMT Fastabiq, para petani bisa memanfaatkannya untuk menyewa lahan, menanam padi, merawat bibit padi, hingga sampai masa panen. Hal itu telah dilakukan oleh para petani dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Karangwage yang bekerja sama dengan BMT Fastabiq untuk bisa mendapatkan bantuan modal.
Selain memberikan pinjaman keuangan, lanjut Agus, BMT Fastabiq juga membeli hasil panen padi dari petani dengan harga di atas pasaran. Dengan begitu, manfaat dari program Juragan Mulyo Mandiri Pangan bisa dirasakan oleh para petani untuk meningkatkan perekonomian mereka.
“Program ini kami kembangkan dengan memberikan sewa lahan dan operasional selama proses bertani mulai tanam hingga panen. Nanti hasil panennya kita beli di atas harga rata-rata. Sehingga nanti harapannya petani bisa naik kelas,” imbuh dia.
Sementara itu, Pj. Bupati Pati, Sujarwanto Dwiatmoko, yang hadir dalam kegiatan panen perdana tersebut mengapresiasi program pinjaman keuangan yang ditawarkan oleh pihak BMT Fastabiq.
Menurutnya, program tersebut sangat bermanfaat bagi para petani dengan keterbatasan modal. Sehingga dengan adanya bantuan modal, para petani kemudian bisa mulai menanam padi dan memiliki penghasilan di atas rata-rata pada saat panen tiba.
“Biasanya kredit ke petani itu susah, banyak pertimbangan. Tetapi Fastabiq berani, sehingga petani tenang karena pada saat panen dibeli. Dan pembeliannya di atas harga rata-rata. Tadi hasil panennya juga bagus. Ini bisa menjadi contoh bagi lembaga keuangan lain yang bisa memperhatikan para petani. Saya sangat apresiasi,” kata Sujarwanto.
Pj. Bupati Pati berharap, program yang dijalankan BMT Fastabiq tersebut bisa dijadikan percontohan bagi lembaga keuangan yang lain untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pati. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)