Jakarta, LIngkar.news – Herdis Herdiansyah, salah satu pengajar Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL-UI) masuk dalam “Top 2% Scientists Worldwide”, ilmuwan terbaik dunia 2024 untuk kategori “The Single-year Impact” berdasarkan penilaian dari Stanford University, Amerika Serikat (AS).
Tri Edhi Budhi Soesilo, Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) Universitas Indonesia (UI) memberikan apresiasi capaian prestasi salah satu pengajar di SIL UI tersebut, serta menyatakan pentingnya dedikasi ilmiah dalam bentuk penelitian yang bermanfaat bagi keilmuan dan terpublikasi secara global.
“Pentingnya penyebarluasan hasil penelitian dalam berbagai jurnal ilmiah dunia akan membantu publik membaca hasil penelitian yang bermanfaat dan dapat dijadikan fondasi awal untuk penelitian berikutnya,” ujar Budhi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (22/9).
Seluruh civitas academica SIL UI juga didorong oleh Budhi untuk terus mengembangkan ekosistem akademik yang sehat, beretika, dan bertanggungjawab.
Pencapaian prestasi ini, tambahnya, semakin mengukuhkan posisi SIL UI sebagai kampus riset terkemuka di Indonesia sekaligus meningkatkan reputasinya di kancah internasional.
Apalagi, lanjutnya, pemeringkatan yang diinisasi Stanford University bekerja sama dengan Elsevier ini merupakan salah satu penilaian yang paling prestisius di dunia.
Sementara itu Herdis Herdiansyah menyatakan sangat senang dengan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh Stanford University.
“Penilaian yang dilakukan sangat ketat karena menggunakan metrik sitasi dan analisis dampak ilmiah yang harus dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.
Penelitian yang dilakukan, lanjutnya, juga harus memiliki relevansi dan dampak yang signifikan dalam komunitas ilmiah internasional sekaligus berkontribusi terhadap pengetahuan.
Menurut dia, nilai tambah dari keberhasilan prestasi tulisan ilmiah yang diraihnya saat ini adalah ia sebagai satu-satunya peneliti rumpun sosial humaniora dari Universitas Indonesia yang berhasil masuk ke pemeringkatan dunia.
“Capaian bergengsi ini baru pertama kali terjadi di bidang ilmu sosial sehingga prestasi ini bisa dijadikan pemacu semangat bagi peneliti humaniora lainnya untuk terus berprestasi memberikan hasil penelitian yang terbaik dan terpublikasikan di jurnal bereputasi dunia,” katanya.
Herdis menegaskan capaian ini bukan hanya sekadar prestasi pribadi, tetapi juga merupakan hasil proses interaksi, kolaborasi dan dukungan strategis dari SIL UI secara khusus dan dari Universitas Indonesia secara umum yang telah mendukung terciptanya ekosistem riset dan publikasi ilmiah di tingkat global.
Ke depannya, Herdis juga berkomitmen untuk terus melakukan riset yang berdampak dan relevan bagi masyarakat luas, dengan fokus pada isu lingkungan sosial dan isu-isu pembangunan berkelanjutan.
Ia juga berharap dapat menginspirasi para peneliti untuk berani berinovasi, berkolaborasi dan berkontribusi di tingkat global, terutama untuk meluangkan waktu membaca lebih banyak sumber dan referensi dan sekaligus meluangkan waktu untuk menulis dan berefleksi. (rara-lingkar.news)