Njajan Fest 2024 Hadirkan Ragam Makanan Khas Rembang 

REMBANG, Lingkarjateng.id — Mungkin tak banyak orang yang mengetahui apa saja makanan khas dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Untuk itu, digelar festival karya kuliner bertajuk Njajan Fest 2024. Njajan Fest 2024 dibuka di Halaman Taman Kartini Kabupaten Rembang, Jumat, 13 September 2024.

Njajan Fest 2024 menampilkan beragam karya kuliner khas Rembang dari puluhan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Rumah BUMN (RB) Rembang yang didukung oleh PT Semen Gresik. Rumah BUMN Rembang dikelola secara co-partnership antara PT Semen Gresik bersama induk usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG). 

Festival kuliner ini bukan hanya menghadirkan beragam makanan tradisional khas Rembang, tetapi juga menampilkan kesenian lokal. Acara festival ini dibuka dengan pertunjukkan budaya dari kelompok kesenian binaan PT Semen Gresik Rembang, Singo Wahyu Wibowo.

Mereka menampilkan kesenian reog dan tari-tarian untuk mengiringi pawai gunungan produk UMKM binaan Rumah BUMN Rembang.

Pengunjung tampak memadati area panggung untuk memperebutkan gunungan yang telah diarak. Setelah pertunjukkan budaya usai, gunungan tersebut diserbu warga tak lebih dari lima menit.

Pengunjung kemudian berbaris untuk mendapatkan 500 porsi makanan gratis dari Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Rembang. Pembagian makanan gratis bertajuk Masak Gedhen ini juga ludes diburu warga dalam 10 menit.

Koordinator RB Rembang, Ahmad Ghufron Nurrosyid, menyebut ada 10 makanan legendaris khas Rembang yang dihadirkan dalam festival ini, seperti Bakso Ayam Kragan, Es Goreng, Es Tung-Tung Pak Sawabi, Sate Laler Rembang, dan sebagainya.

Selain itu, pihaknya menggandeng UMKM yang berasal dari pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya kurang mendapatkan fasilitas ataupun pendampingan. Dari 186 pelaku UMKM  yang mendaftar, akhirnya terkurasi menjadi 85 UMKM.

“Agenda ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat (13 September 2024) hingga Minggu (15 September 2024). Tadi dibuka pawai gunungan yang produknya berasal UMKM binaan kami,” kata Ahmad yang juga Ketua Panitia Njajan Fest Rembang.

Menurut Ahmad, pawai gunungan yang berisi berbagai jajanan dan makanan khas Rembang tersebut juga sebagai wujud syukur karena Rumah BUMN Rembang memasuki tahun keempat. 

Dia menerangkan para UMKM yang menjadi tenant dalam festival ini juga diikutkan menjadi peserta asuransi untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan. Ahmad berharap agenda ini bisa rutin digelar setiap tahunnya.

Ahmad mengakui acara ini juga tidak lepas dari dukungan PT Semen Gresik Rembang. Menurutnya PT Semen Gresik menjadi perusahaan yang sangat peduli kepada UMKM. Dengan dukungan tersebut, UMKM binaan Rumah BUMN Rembang menjadi lebih luas.

CSR Officer PT Semen Gresik Rembang, Sugeng Prayitno, menjelaskan banyak dukungan yang dilakukan bagi UMKM setempat. Menurutnya, acara kali ini menjadi wujud kolaboratif bagi UMKM dengan komunitas lokal.

“Kami berharap dengan adanya kegiatan ini bisa menggerakan roda perekonomian masyarakat Rembang, khususnya bagi UMKM,” ujarnya.

Sugeng menyebut sedikitnya ada 401 UMKM yang telah menjadi binaan Rumah BUMN Rembang sejak empat tahun lalu. 

Pihaknya melakukan kurasi UMKM agar mereka mendapatkan pelatihan dan pendampingan dengan tepat. Pertama, pelaku UMKM harus melengkapi legalitas dan membuat laporan keuangan sederhana. 

Setelah itu, UMKM dituntut untuk go digital, baik untuk pemasaran ataupun pengelolaannya. Lalu, pelaku UMKM bisa merambah ke pasar ekspor.

Menurut Sugeng sejauh ini beberapa produk UMKM Rembang cukup diminati pasar internasional, misalnya untuk produk kerajinan tangan dan jamu instan.

Sementara Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Dindagkop UMKM) Kabupaten Rembang, M. Mahfudz, mengapresiasi kegiatan tersebut karena mampu meningkatkan perekonomian untuk UMKM setempat.

“Diharapkan dapat menghidupkan kembali kejayaan UMKM tempo dulu,” kata dia.

Melalui kegiatan ini juga menjadi salah satu cara untuk mengenalkan makanan tradisional khas Rembang dan meningkatkan animo masyarakat untuk melestarikan kuliner lokal Rembang. 

Salah satu pengunjung, Lia, menghabiskan sekitar Rp35.000 untuk empat jenis jajanan. Menurutnya ragam kuliner yang dihadirkan sangat variatif dengan harga yang terjangkau. Dia berharap festival kuliner serupa bisa dilakukan secara rutin karena bisa menumbuhkan perekonomian setempat. (Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkarjateng.id)