KUDUS, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus mencatat puluhan kasus kebakaran terjadi sejak Januari-Agustus 2024.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kudus, Mundir, melaporkan bahwa hingga Agustus 2024, telah terjadi 64 kebakaran yang meliputi kebakaran rumah, bangunan, dan kebakaran hutan serta lahan (karhutla).
“Kasus kebakaran terbanyak terjadi pada bulan Agustus lalu. Terdapat sembilan kebakaran nonalam, seperti rumah dan bangunan, serta 23 kebakaran hutan dan lahan,” ujar Mundir, baru-baru ini.
Ia mengungkapkan bahwa total kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran nonalam mencapai Rp 3,812 miliar, sementara kebakaran hutan dan lahan menyebabkan kerugian sekitar Rp 495 juta.
Menurut Mundir, cuaca panas dan kemarau ekstrem menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus kebakaran hutan dan lahan.
“Kemarau ekstrem berpotensi memicu kebakaran lahan karena kondisi angin yang kencang dan panasnya cuaca di siang hari,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dan tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan kebakaran, seperti membakar sampah di lahan terbuka atau membuang puntung rokok sembarangan.
“Tindakan sederhana seperti membakar lahan atau meninggalkan api tanpa pengawasan bisa memicu kebakaran yang lebih besar,” tambahnya.
Mundir juga mengimbau masyarakat untuk melakukan mitigasi terhadap potensi kebakaran di rumah dan lahan mereka.
“Pencegahan sangat penting, mulai dari memeriksa instalasi listrik hingga memastikan tidak ada aktivitas berbahaya yang bisa memicu kebakaran,” tutupnya. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarjateng.id)