JAKARTA, Lingkar.news – Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, mengusulkan tambahan anggaran tahun 2025 sebesar Rp68 triliun. Tambahan anggaran tersebut salah satunya ditujukan untuk mencetak sawah seluas satu juta hektare.
“Kementerian Pertanian mengusulkan tambahan anggaran Rp68 triliun yang akan digunakan untuk mencetak sawah 1 juta hektare, optimalisasi lahan 600.000 hektare intensifikasi dan modernisasi pertanian, penyediaan susu gratis, pekarangan pangan bergizi, dan lainnya,” ujar Amran dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024.
Amran menyebut anggaran yang dialokasikan untuk Kementerian Pertanian masih sangat terbatas jika memperhatikan jumlah pagu anggaran hingga saat ini. Anggaran terbatas dinilai dapat menjadi penghambat untuk mendorong terjadinya peningkatan produksi pangan tahun 2025 secara signifikan.
“Untuk itu kami mohon dukungan dari seluruh Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR RI agar pagu anggaran di Kementerian Pertanian Tahun 2025 dapat meningkat,” ucapnya.
Adapun pagu anggaran Kementerian Pertanian untuk 2025 ditetapkan sebesar Rp7,91 triliun dengan rincian anggaran program yakni Program Ketersediaan Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas Rp2,73 triliun, Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri Rp1,61 triliun, Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Rp658,64 miliar, dan Program Dukungan Manajemen Rp2,9 triliun.
Sedangkan perincian pagu anggaran dari masing-masing eselon satu tahun 2025 adalah sebagai berikut Sekretariat Jenderal Rp1,12 triliun, Inspektorat Jenderal Rp58,24 miliar, Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Rp1,02 triliun, Ditjen Hortikultura Rp902,9 miliar.
Kemudian Ditjen Perkebunan 407,2 miliar, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Rp1,25 triliun, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Rp1,08 triliun, Badan Standardisasi dan Instrumen Pertanian Rp1,129 triliun, serta Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Rp932,24 miliar.
Adapun pada tahun 2025 Kementerian pertanian menargetkan produksi komoditas utama sebagai berikut produksi beras 32 juta ton, jagung 16,68 juta ton, kedelai 350.000 ton, aneka cabe 3.08 juta ton, bawang merah 1,99 juta ton, kopi 772.000 ton, kakao 641,4 ribu ton, tebu 36,04 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi kerbau 399,41 ribu ton, dan daging ayam 4,34 juta ton.
Sebagai informasi, Pemerintah menyiapkan anggaran senilai Rp124,4 triliun pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 untuk memperkuat ketahanan pangan.
Anggaran itu bakal digulirkan seperti untuk sisi pra-produksi, produksi, distribusi hingga pemasaran. Dari sisi pra-produksi, anggaran akan digunakan untuk bantuan alat tangkap ikan sebanyak 10 ribu unit, subsidi pupuk 8,5—9,5 juta ton, bantuan alat dan mesin pertanian 1.012 unit, bantuan benih ikan 131,6 juta ekor, bantuan benih pangan 2.267 hektare, kredit usaha rakyat (KUR) pertanian, dan subsidi resi gudang.
Sementara dari sisi produksi, anggaran dialokasikan untuk program food estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kemudian, juga untuk cetak sawah 250 ribu hektare, pengembangan kawasan padi 485 ribu hektare, kawasan jagung 250 ribu hektare, bendungan 12 unit, jaringan irigrasi 17 ribu hektare, lahan pertanian pangan produktif 20,4 kilometer persegi, dan asuransi pertanian 1 juta hektare.
Pada sisi distribusi, anggaran digunakan untuk kebutuhan pelabuhan logistik, jalan sepanjang 49.782 kilometer, akses jalan tol, kereta api, finalisasi lima bandara, jalan daerah, cold storage, serta jalan usaha tani.
Selanjutnya, anggaran untuk pemasaran digunakan untuk cadangan pangan pemerintah, subsidi cadangan pangan, stabilitas pasokan dan harga pangan, gerakan pangan murah di 39 lokasi, revitalisasi pasar rakyat, serta KUR UMKM. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)