KUDUS, Lingkarjateng.id – Puluhan pengasuh pondok pesantren (ponpes) alumni Gontor se-Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang tergabung dalam Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) mengunjungi Pondok Tahfidz Modern Al-Aqsho (PTMA) Kudus pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Pada kunjungan ini, para rombongan terlebih dahulu meninjau lokasi tanah wakaf pesantren yang berada di Dukuh Proko, Desa Winong, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, yang rencananya akan dibangun kampus baru PTMA Kudus. Tak lupa dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Anang Rikza Masyhadi selaku Pengasuh Ponpes Tazakka Batang, dan KH. Nanang Alfan A selaku Pengasuh Ponpes Al-Karim Kebumen, agar senantiasa diberikan kemudahan dan kelancaran selama masa pembangunan nanti.
Selanjutnya, rombongan melanjutkan kunjungan ke PTMA Kudus yang berada di Dukuh Pedak, Desa Klumpit, Kecamatan Gebog.
Pada kesempatan ini, KH. Anang Rikza Masyhadi menyampaikan bahwa FPAG merupakan himpunan pondok-pondok alumni Gontor hasil inisiatif dari salah satu pendiri Pondok Modern Darusalam Gontor (PMDG) KH. Imam Zarkasyi pada tahun 1980an.
“Sebanyak 1200 pondok alumni Gontor di Indonesia. Sekitar 50-60an ponpes di Jateng. Paling banyak di Jawa Barat,” kata Ustadz Anang sapaan akrabnya yang juga merupakan Sekjen FPAG Pusat.
Ia menjelaskan bahwa yang termasuk dalam FPAG antara lain ponpes yang didirikan atau dipimpin oleh alumni Gontor. Kemudian, ponpes yang didirikan oleh alumni dari alumni Gontor atau biasa disebut cucu Pondok Gontor.
“Misalnya begini, PTMA Kudus merupakan ponpes alumni Gontor. Kemudian alumninya nanti mendirikan ponpes, dan ponpes ini termasuk dalam FPAG sebab didirikan oleh alumninya alumni Gontor,” jelasnya.
Menurutnya, mayoritas ponpes alumni Gontor ini memakai sistem muadalah (kesetaraan). Sebab, ponpes yang muadalah memiliki ciri khas tersendiri yaitu kemandirian kurikulum yang digunakan tidak mengikuti pemerintah.
Meski tidak mengikuti pemerintah, ijazah yang dikeluarkan telah diakui oleh negara karena sudah muadalah. Syarat untuk mengajukan muadalah sendiri harus memiliki santri (siswa) yang tinggal di ponpes sejumlah 120.
“Tantangan terbesar dari muadalah adalah peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia), karena semuanya serba sendiri,” ungkapnya.
Ia berharap dengan adanya FPAG ini bisa memberikan wadah untuk saling support antarponpes alumni Gontor agar bisa semakin berkembang, maju, dan lebih baik.
Sementara itu, Wakil Pengasuh PTMA Kudus, H. Choirul Anwar, menyampaikan ribuan terima kasih atas kunjungan dan doa dari para pengasuh pondok yang tergabung dalam FPAG ini. Ia berharap dengan kunjungan ini, mampu menjadikan motivasi spiritual bagi santri dan guru-guru PTMA Kudus untuk tetap istiqomah dalam pendidikan, khususnya untuk khidmah Al-Qur’an.
“PTMA Kudus ini merupakan pondok dengan sistem muadalah yang terintegrasi dengan tahfidzul qur’an pertama di Kudus dan area Pantura,” kata H. Choirul.
Adapun kegiatan silaturahmi FPAG se-Jateng dan DIY ke-6 akan diselenggarakan di Pondok Madinatussalam, Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara. Kegiatan ini biasa dilakukan antara satu atau dua bulan sekali dengan berpindah lokasi setiap pelaksanaannya. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)