Petani di Gebog Kudus Sukses Budi Daya Tembakau Prancak asal Madura

KUDUS, Lingkarjateng.id – Para petani di Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, kini tengah bersiap untuk masa panen setelah sukses melakukan uji coba budi daya tembakau jenis prancak asal Madura.

Sutrisno (55), salah satu petani dari Desa Menawan RT 2/RW 4, mengungkapkan alasannya memilih menanam tembakau karena memberi keuntungan lebih tinggi dibandingkan tanaman lain. Hal ini karena hasil panen tembakau bisa dikelola sendiri, dikeringkan, dan dijual dengan harga yang lebih menguntungkan.

“Kalau tanaman lain tidak bisa, saat panen raya harga panen pasti jatuh,” ujar Sutrisno saat ditemui di lahan tembakaunya pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Sutrisno mulai menanam tembakau sejak 27 Mei 2024 lalu di lahan seluas satu hektare. Dengan bantuan bibit dari Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus, ia berhasil menanam sekitar 11-12 ribu tanaman tembakau yang kini tumbuh subur dan siap dipanen.

Ia mengatakan bahwa tanah di Desa Menawan ternyata sangat cocok untuk budi daya tembakau. Namun, perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Sutrisno mengungkapkan bahwa sulitnya mendapatkan pupuk masih menjadi kendala utama petani tembakau seperti dirinya.

“Pupuk masih sulit karena beli di toko harus bawa kartu dan harganya juga terbilang tinggi,” katanya.

Meskipun demikian, bantuan dari Dispertan setempat berupa bibit demplot dan pendampingan telah memberikan dorongan signifikan dalam keberhasilan budi daya ini.

“Memang sudah dibantu dari dinas, untuk bibit demplot dan pendampingan, namun karena ini baru uji coba pertama banyak yang belum tahu kalau di Kudus ada tembakau. Harapannya setelah panen selesai bisa dijual,” terangnya.

Mengenai harga jual, Sutrisno menjelaskan bahwa daun kering dari empat lembar daun tembakau ke bawah dihargai Rp 30 ribu per kilogram, sementara daun basah dari empat lembar ke atas dihargai Rp 6-10 ribu per kilogram. Keberhasilan ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi petani lain di Kudus untuk ikut serta dalam budi daya tembakau.

Dengan potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan tanaman lain, tembakau bisa menjadi komoditas unggulan baru bagi pertanian di Kudus. Saat ini, Sutrisno dan petani lainnya tengah mempersiapkan diri untuk masa panen yang diperkirakan akan segera dimulai. Mereka berharap hasil panen kali ini akan membawa berkah dan meningkatkan kesejahteraan para petani di Desa Menawan.

“Saya berharap tembakau bisa menjadi andalan baru bagi petani di Kudus dan meningkatkan kesejahteraan kami semua,” tutup Sutrisno. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarjateng.id)