BLORA, Lingkarjateng.id – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora kembali diterpa isu tidak sedap terkait adanya dugaan bagi-bagi proyek. Kritik tajam pun dilontarkan oleh Lingkar Studi Kerakyatan (Laskar) Blora.
Usai memberikan kritik dugaan bagi-bagi proyek tersebut, Rifa’i, Koordinator Lingkar Studi Kerakyatan (Laskar) Blora justru diundang Sandi Trisna Hadi, Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana (Sarpras) Disdik Kabupaten Blora untuk menghadap di ruang kerjanya. Bahkan, Rifa’i mengaku sempat ditawari proyek di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan.
Rifa’i mengaku, usai dipanggil Kabid Sarpras Disdik, ia diajak berbicara soal perproyekan yang ada di Dinas Pendidikan Blora sekitar satu jam lebih.
“Saya jadi bingung, katanya tak ada bagi-bagi proyek, lha ini saya malah ditawari bagian Perubahan. Terus mana yang bener? Kan jadi tidak lucu,” ucapnya.
Rifai menegaskan, setelah bertemu langsung dengan Kabid Sarpras Disdik Blora, dugaan soal bagi-bagi proyek di Dinas Pendidikan Kabupaten Blora selama ini semakin gamblang dan nyata.
“Saya harus bagaimana, atau siapa yang bagaimana,” tambahnya.
Ia menambahkan, dalam pertemuannya itu juga disampaikan bahwa proyek pengadaan barang jasa konstruksi di lingkungan Dinas Pendidikan sudah habis. Padahal, sampai saat ini belum ada surat undangan soal penunjukan penyedia jasa. Ia menduga bahwa proses pemilihan dan penunjukan penyedia jasa untuk proyek-proyek di Dinas Pendidikan diduga dikondisikan oleh pihak-pihak tertentu.
“Kabarnya, penunjukan penyedia proyek sudah dikondisikan. Ada yang atas rekomendasi pemilik aspirasi dan ada juga yang atas rekomendasi oknum-oknum di sekitar penguasa,” ungkap Rifa’i.
Sementara itu, Sandi Tresna Hadi, Kabid Sarpras Disdik Kabupaten Blora, membantah adanya isu dugaan bagi-bagi proyek tersebut. Melalui pesan singkat, Sandi menegaskan bahwa tidak ada pengkondisian atau komisi proyek dalam proses pemilihan dan penunjukan penyedia jasa.
“Tidak betul, tidak ada (pengkondisian, komisi proyek),” tegas Sandi pada Selasa, 2 Juli 2024.
Ia juga menepis soal proyek yang ditawarkan kepada Rifa’i.
“Itu tidak benar, tidak ada itu,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)