BPBD Rembang Bentuk Desa Tangguh Bencana di Dadapan dan Sale

REMBANG, Lingkarjateng.id – Desa tangguh bencana (destana) di Kabupaten Rembang bertambah dari 28 pada 2023 kini menjadi 30 desa pada 2024.

Kepala Bidang (Kabid) Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Emanuel Risangsoko Christandono, mengatakan bahwa bulan Juni 2024 ada penambahan dua lokasi destana, yakni di Desa Dadapan, Kecamatan Sedan dan Desa Sale, Kecamatan Sale.

“Seperti yang kita ketahui bahwa pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana bukan semata tugas pemerintah, namun menjadi tanggung jawab bersama. Pasalnya, ancaman bencana ada di sekitar kita,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang melalui BPBD gencar membentuk destana hingga 2026. Tujuannya agar desa mampu mengenali ancaman bencana di wilayahnya, mengurangi risiko dan kerentanan bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.

“Sampai bulan Juni tahun 2024, BPBD telah membentuk 30 destana dan masih mengejar target semua desa menjadi destana hingga 2026 mendatang,” ucapnya.

image
INFO GRAFIS: Pembentukan desa tangguh bencana. (Koran Lingkar)

Pihaknya optimistis mampu mencapai target tersebut. Saat ini, BPBD Rembang sedang menggalakkan sosialisasi seperti yang diselenggarakan dalam Rapat Koordinasi Forkopimcam, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan Pemerintahan Desa.

“Di mana dalam sosialisasi itu, pihak BPBD menyajikan berbagai informasi dan pengetahuan seputar langkah pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan destana,” jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa pemilihan Desa Dadapan dan Sale menjadi destana karena sama-sama memiliki kerawanan bencana. Seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta konflik sosial. Melalui pembentukan destana itu, pihaknya berharap, masyarakat dapat berperan aktif melakukan penanggulangan dan penanganan bencana di desa atau kelurahan masing-masing.

“Setelah dibentuk destana, masyarakat Dadapan dan Sale akan tanggap terhadap bencana. Contohnya kalau ada kebakaran kecil, langsung dimatikan sendiri,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sale, Arif, mengatakan pembentukan destana diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap kapasitas masyarakat di desa yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup, seperti Desa Sale yang rawan banjir dan tanah longsor.

“Adanya destana ini agar warga paham terhadap rawan bencana dan bisa mengantisipasi atau mencegah dampak bencana. Poinnya apa yang harus kita lakukan sebelum terjadinya bencana dan apa yang dilakukan sesudah terjadi bencana,” ujarnya. (Lingkar Network | Vicky Rio – Lingkarjateng.id)