DEMAK, Lingkar.news – Bupati Demak Eisti’anah mengapresiasi Tradisi Gebyur Dawet dalam rangkaian sedekah bumi atau Apitan yang digelar di Desa Kunir, Kecamatan Dempet sebagai bentuk membangkitkan sekaligus nguri-nguri budaya nenek moyang jaman dulu.
Dalam prosesi dari Gebyur Dawet itu sejumlah pejabat pemerintah desa memikul luku atau alat pembajak sawah jaman dulu, lalu disiram menggunakan dawet yang sudah disiapkan.
Bupati Eisti’anah mengungkapkan Gebyur Dawet menjadi salah satu tradisi yang ada di Kabupaten Demak, namun seiring berjalannya waktu tradisi tersebut hampir punah.
Menurutnya, tradisi Gebyur Dawet yang ada di Desa Kunir dapat menjadi sebuah ajang untuk menarik wisatawan.
“Ini juga bisa sebagai ajang wisata. Karena Apitan atau sedekah bumi ini tidak hanya sehari ada yang sampai 3 hari dan ini bisa menjadi wacana masyarakat diluar Kabupaten Demak untuk melihat,” ujar Eisti’anah disela-sela melihat prosesi tradisi Apitan di Desa Kunir, Selasa sore, 5 Juni 2024.
Ia pun menjelaskan hampir seluruh desa yang ada di Kabupaten Demak tahun ini menggelar sedekah bumi atau Apitan. Hal itu sebagai bentuk syukur masyarakat atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.
“Tentunya ini sebagai rasa syukur kita kepada Allah atas rezeki yang diberikan kepada masyrakat dengan berdoa bersama, InsyaAllah kalau niat sedekah akan berlimpah rezeki yang akan didapat untuk kedepannya,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Dusun setempat, Sakdun mengungkapkan bahwa tradisi Gebyur Dawet ini sudah ada sejak nenek moyangnya sehingga perlu dilestarikan.
“Sejak Jepang masuk ke sini sudah ada tradisi ini, dengan harapan bumi di kunir ini hidup kembali atau gemah ripah lohjinawi tidak ada hama. Ini sebagai sebuah adat di sini, saya laksanakan ikut Mbah-Mbah yang dulu. Dan mudah-mudahan bumi di Desa Kunir ini bisa adem,” terangnya.
Kepala Desa Kunir, Mohamad Romli menambahkan tradisi Apitan atau sedekah bumi di desanya selain nguri-nguri budaya juga bertujuan untuk menumbuhkan pariwisata yang ada di desa tersebut.
“Harapan kita desa kunir lebih baik dan maju lagi lewat sektor wisata. Jadi gagasan atau mimpi kami sangat banyak kedepan, dan harapan kami nanti Pemda mensuport kegiatan ini dan memberikan suport pariwisatanya,” jelasnya.
Di lain sisi, Romli mengatakan Desa Kunir mempunyai potensi yang luar biasa lantaran masyarakatnya mayoritas peteni bawang merah.
“Di sini ada potensi bawang merah yang luar biasa. Dari situ kita mau ambil potensi-potensi yang unik dalam menanam bawang dan sebagainya sehingga bisa menarik wisatawan,” pungkasnya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)