JEPARA, Lingkarjateng.id – Jembatan penghubung Desa Sowan dengan Desa Kedung turut Desa Ngeling, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara ambrol pada Kamis, 17 Januari 2024 sore. Meskipun tidak menimbulkan korban, namun jembatan ambrol menghambat akses masyarakat.
Keberadaan Jembatan Sowan-Kedung ini dinilai sangat vital karena menjadi akses masyarakat sekitar, khususnya para petani, karena letaknya di sekitar area persawahan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Jepara, Ari Bachtiar, menjelaskan bahwa untuk memudahkan akses masyarakat akan dibangunkan jembatan sementara di sebelah jembatan ambrol tersebut sembari menunggu pembangunan jembatan baru.
“Akan kami buatkan jembatan sementara untuk akses roda dua di sebelahnya sambil menunggu pembangunan jembatan baru,” jelasnya saat dikonfirmasi.
Namun, pembangunan jembatan baru atau jembatan pengganti baru mulai dikerjakan pada bulan Mei sampai Juni 2024 lantaran proses pembangunan masih dalam tahap perencanaan.
“Sementara ini proses pembangunan jembatan baru masih dalam proses perencaaan,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Desa Ngeling, Mochammad Bahri, menyampaikan meskipun jembatan sementara hanya untuk akses kendaraan roda dua saja, namun diharapkan bisa dibangun dengan proyeksi luas sekitar 1,5 meter sehingga bisa memudahkan akses masyarakat.
“Kami dan masyarakat sekitar ingin dibangun jembatan sementara seluas 1,5 meter. Walaupun cukup dua motor saja, tapi itu sudah memudahkan akses kami yang mayoritas petani di sawah sekitar jembatan ini,” terangnya.
Dia juga mengatakan bahwa Kementerian PUPR melalui Bina Marga sudah meninjau lokasi jembatan ambrol serta sudah dibahas terkait solusi jembatan di Desa Ngeling tersebut.
Dari pihak masyarakat, kata Bahri, meminta agar material jembatan roboh segera diangkat agar tidak menghambat aliran sungai. Warga khawatir, khususnya karena saat ini musim hujan, luapan sungai membanjiri sawah sehingga merusak tanaman padi di sekitar jembatan.
“Kami sudah diskusi dengan tim PUPR melalui Bina Marga untuk menindaklanjuti kejadian ini. Kami juga meminta agar memindahkan material yang roboh ke sungai untuk segera diangkat. Karena ditakutkan mengakibatkan banjir karena luapan air sungai. Dan masyarakat sekitar takut akan merusak tanaman padinya,” bebernya. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Koran Lingkar)