REMBANG, Lingkarjateng.id – Program bantuan yang diperuntukkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat pandemi Covid-19 ternyata memunculkan fenomena yang negatif. Pasalnya terdapat puluhan ribu UMKM “ghoib” di Kabupaten Rembang.
Dalam acara launching Hampers berkah di rumah BUMN baru-baru ini, Bupati Rembang Abdul Hafidz mengungkapkan ternyata puluhan ribu UMKM Rembang terindikasi abal-abal. Terkait hal itu, ia telah menginstruksikan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM untuk memverifikasinya.
“Mereka menyampaikan UMKM ternyata ingin mendapatkan bantuannya saja. Ada peningkatan UMKM menjadi 99 ribu dalam waktu dua tahun. Saya kaget wong awalnya 39 ribu, kok, jadi 99 ribu, ini ada yang tidak wajar. Maka saya minta kepala dinas evaluasi, ternyata benar ada yang ingin bantuan saja,” ujarnya.
Pelaku UMKM Rembang Minta Dibuatkan Pusat Jajanan Serba Ada
Adanya modus mengaku sebagai pelaku UMKM ini, menurut Bupati Hafidz dapat membuat iklim ekonomi tidak sehat. Imbasnya bantuan dari pemerintah menjadi tidak tepat sasaran.
Hasil evaluasi disebutkan, bahwa dari 99 ribu, hanya 51.600 an yang benar-benar pelaku UMKM.
“Jadi yang 40 ribu itu abal-abal,” imbuhnya.
Yakin UMKM Unggul, Bupati Rembang Ajak Masyarakat Cinta Produk Lokal
Lebih lanjut Bupati Hafidz menyatakan selain pertumbuhan ekonomi yang baik, rendahnya tingkat pengangguran terbuka di Kota Garam juga didukung adanya UMKM. Meskipun hanya mampu mempekerjakan karyawan yang terbilang sedikit, namun jumlah UMKM yang banyak akhirnya menjadikan serapan tenaga kerja yang cukup banyak.
“Dalam dua tahun ada penambahan UMKM sekitar 12 ribu. Kalau rata-rata 2 orang saja yang dipekerjakan, ini ada 24 ribu, luar biasa UMKM kita ini, padahal ada yang 4 dan 5 pekerja.” ujarnya.
Angka pengangguran di Rembang berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini tinggal 1,76 persen. Angka tersebut terkecil se-Jawa Tengah. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)