JEPARA, Lingkarjateng.id – Ketua DPRD Kabupaten Jepara, Haizul Ma’arif mengatakan pelibatan masyarakat menjadi bagian penting dari penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Utamanya perihal upaya yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara terorganisasi, baik sebelum, saat dan sesudah bencana dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki semaksimal mungkin.
“Ini untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak bencana,” katanya saat menyampaikan materi peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana, Pelatihan Identifikasi dan Sosialisasi Daerah Rawan Bencana kepada warga Desa Gidangelo, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara.
Pelatihan tersebut bertempat di Balai Desa sementara Gidangelo, Jumat, 25 Agustus 2023, dan diikuti dari berbagai latar belakang warga Desa Gidangelo, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara.
Menurut Gus Haiz, sapaan akrabnya, peran masyarakat sebagai ujung tombak dalam penanggulangan bencana juga tidak kalah penting. Sejak dini, mulai dari diri sendiri, dapat membantu keluarga dan masyarakat untuk membangun kesiapsiagaan, maupun pada saat menghadapi bencana dan pulih kembali setelah terjadi bencana. Peran masyarakat terlibat pada saat pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana.
“Pentingnya peran serta masyarakat Kabupaten Jepara melaksanakan kegiatan pelatihan ini agar masyarakat sendiri mengerti apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan ketika terjadi bencana di wilayahnya masing-masing,” kata Gus Haiz.
Lebih lanjut, Gus Haiz mengatakan, meskipun bencana tak dapat diprediksi namun sebagai manusia harus bisa mengantisipasi agar bencana-bencana tidak terjadi di lingkungan masing-masing.
“Bencana itu macam-macam, kita saat ini sedang menghadapi musim kemarau bencana kekeringan harus kita antisipasi. Dalam Al-Quran telah dijelaskan bahwa kerusakan di bumi adalah akibat ulah manusia. Ini penting sekali untuk dijadikan muhasabah bagi diri kita, apakah kita turut andil dalam merusak lingkungan,” imbuhnya.
Maka dari itu, lanjut Gus Haiz, yang terpenting adalah bagaimana masyarakat bisa menjaga lingkungan agar lingkungannya bisa sehat, aman, dan masyarakat di sekitar tetap bisa terlindungi. Itu yang paling penting.
“Mudah-mudahan dari 20 peserta ini bisa memberikan pengetahuan yang didapatkan di kegiatan ini kepada keluarga dan tetangganya, agar desa kita bisa bebas dan selalu siap siaga mengahadapi bencana,” tandasnya.
Sementara itu, Kalakhar BPBD Kabupaten Jepara Arwin Noor Isdiyanto melalui Kasi Pencegahan dan kesiapsiagaan Nugroho Isman menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dimaksudkan agar masyarakat mengetahui potensi bencana yang ada di daerahnya masing-masing.
“Setiap daerah potensi bencananya kan berbeda, jadi biar mereka lebih mengenali kejadian dan potensi bencana apa saja yang terjadi di daerah mereka. Kemudian setelah itu ada mitigasinya (peningkatannya),” terangnya.
Setelah mengenali potensi bencana yang ada, lanjut Nugroho, hasilnya adalah harus bisa mengurangi resiko bencana yang mengancam di daerah masing-masing peserta.
“Bencana tidak dapat kita tolak, kita hanya bisa mengurangi efek yang memberatkan atau merusak terutama jiwa. Jadi dengan adanya kegiatan semacam ini harapannya adalah para peserta dapat mengenali potensi bencana yang ada di daerahnya sehingga secara sederhana mampu mengurangi resiko bencana,” ujarnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)