PATI, Lingkarjateng.id – Sekitar 50 emak-emak di Desa Wegil, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati demo menutup jalan yang dilewati truk tambang galian c karena menimbulkan debu pada Senin, 7 Agustus 2023.
Kepala Desa Wegil Heri Riyanto, saat dijumpai di kantornya pada Selasa, 8 Agustus 2023 mengatakan bahwa demonstrasi yang dilakukan oleh emak-emak di Desa Wegil merupakan buntut kekesalan warga karena jalan rusak digilas truk galian c.
“Intinya untuk kejadian kemarin terjadi pada hari Senin, 7 Agustus 2023 sekitar hampir 50-an emak-emak itu memang datang ke balai desa jam 10 pagi sebelum demo,” ujarnya.
Dijelaskan Heri, emak-emak demo menuntut penambang galian c ikut bertanggung jawab karena mengakibatkan debu beterbangan ke rumah warga. Mereka menuntut supaya jalan yang berdebu dilakukan penyiraman setiap harinya.
Banyak Truk Tambang Galian C Over Tanase Picu Jalan Rusak di Kayen dan Sukolilo Pati
“Di sini emak-emak itu intinya demo terkait dengan keberadaan tambang, bukan demo tambangnya ya. Itu kemarin ada tiga permintaan dari emak-emak,” terangnya.
Pertama, mereka meminta pihak tambang melakukan penyiraman jalan. Sebab akibat truk tambang, jalanan Desa Wegil jadi berdebu. Kedua, warga meminta pengelola tambang mengatur jam operasional truk tambang. Warga meminta agar truk tambang tidak melintas sebelum jam 7 pagi. Ketiga, melarang truk tambang menurunkan muatan di sembarangan jalan.
“Terkait jam operasional, emak-emak mempunyai anak-anak sekolah. Mereka minta di atas jam 7, sehingga anak-anak yang sekolah tidak terganggu. Sama mintanya (muatan) jangan diturunkan sembarangan, mengganggu, jalan rusak. Minta (muatan) dikasih terpal biar menjaga keselamatan,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, debu jalanan muncul tiap musim kemarau. Selain itu, banyak truk tambang yang melintas dari Sukolilo menuju Kudus. Sebagian truk tambang itu tidak menutup muatannya.
Warga Keluhkan Sulit Bernapas Imbas Debu Galian C di Kayen Pati
“Terkait dengan debu sudah lama, sejak ada tambang. Kalau masa kemarau seperti ini debunya sangat mengganggu, banyak terkena penyakit pernapasan,” jelasnya.
Dalam aksi kemarin, warga memberikan waktu selama tiga hari ke depan. Jika tidak ada tindak lanjut dari pihak penambang, maka akan dilakukan penutupan jalan di Desa Wegil.
“Kalau tidak ada tindak lanjut, emak-emak mau menggeruduk balai desa lagi. Jalan mau ditutup, tidak boleh lewat,” lanjutnya.
Heri mengaku, terkait tuntutan tersebut, pihak Polsek Sukolilo dan Camat Sukolilo sudah memberikan solusi. Begitupun dengan pemilik tambang juga sudah diminta untuk menindaklanjuti.
“Untuk komunikasi dengan tambang, kemarin dari pihak tambang atas nama Pak Darmanto sudah konfirmasi. Intinya mengikuti asalkan dari pihak kecamatan minta koordinasinya. Jadi kita tinggal menunggu pertemuannya saja,” tutupnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Koran Lingkr)