JEPARA, Lingkarjateng.id – Menyongsong pesta demokrasi Pemilu 2024, penyebaran berita bernada bohong alias hoaks akan banyak beredar di berbagai media sosial, seperti Facebook, Instagram, hingga Twitter.
Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara Bustanul Arif saat menjadi narasumber di kegiatan Pertemuan Penggiat Medsos dengan tema “Sukseskan Pemilu 2024, Tangkal Berita Hoaks”, belum lama ini.
“Pola penyebaran berita bohong menjelang pemilu itu telah ditemukan sejak tahun 2014. Bahkan hingga Pemilu 2019, masih bermunculan berita hoaks di media sosial,” kata Bustanul Arif.
Melihat rawannya media sosial akan hoaks, Bustanul meminta masyarakat berhati-hati dalam memilih berita yang ingin dikonsumsi. Selain itu, ia juga mengajak para penggiat media sosial (medsos) membangun narasi positif dan menampilkan konten yang benar agar masyarakat tidak salah pilih.
“Cerdaskan masyarakat agar menjadi pemilih yang baik,” ucapnya.
Bustanul menyampaikan bahwa, salah satu tugas peserta yang hadir pada sosialisasi ini adalah harus bijak apabila mendapat informasi dari media sosial.
“Harapannya mereka tidak langsung meneruskan pesan dari media sosial yang belum tentu kebenarannya. Apalagi menjelang pemilu, tidak hanya hoaks tentang politik saja yang bermunculan, namun dibarengi dengan isu politik uang dan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan),” tuturnya.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan tanggung jawab bersama untuk menangkal hoaks dan mengajak masyarakat menjadikan media sosial sebagai lingkungan yang sehat.
“Juga harus bisa menggunakan medsos dengan baik, lebih produktif, dan memanfaatkannya untuk berjejaring. Itu lebih memberi makna sosial,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bustanul berharap para penggiat media sosial di Kabupaten Jepara tidak menjadi korban informasi yang salah.
“Karena semakin mendekati pemilu, berseliweran postingan menjelekkan lawan politik. Hal itu harus benar-benar harus diwaspadai,” tegasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)