REMBANG, Lingkarjateng.id – Tumpukan sampah menggunung di kawasan Pasar Duwur di Desa Jolotundo, Kecamatan Lasem sejak empat hari terakhir belum terlihat adanya aktivitas pengangkutan dari petugas kebersihan.
Pantauan di lokasi pada Senin, 19 Juni 2023, tumpukan sampah ini menggunung hingga setinggi orang dewasa. Selain tak enak dipandang, gunungan sampah tersebut juga menimbulkan bau yang tak sedap dan mengganggu aktivitas warga setempat.
Salah satu warga setempat, Khalis mengungkap bahwa menumpuknya sampah di lokasi tersebut disebabkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) solar bagi truk pengangkut sampah tersendat. Akibatnya, sampah-sampah itu tidak diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Info A1, kebetulan saya tanya petugas sampah katanya ada keterlambatan pasokan solar,” kata Khalis.
Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Duwur mengaku cukup terganggu dengan adanya tumpukan sampah tersebut. Apalagi kios dagangannya berada berdekatan dengan sampah yang menggunung itu.
Dikatakannya, sudah empat hari ini tidak ada petugas yang mengambil sampah. Padahal biasanya petugas rutin setiap hari mengangkut sampah-sampah itu.
“Iya, menumpuk itu sampahnya. Biasanya itu setiap hari diambil oleh petugas. Ini sudah empat hari apa lima hari tidak diambil. Ya mengganggu, baunya yang nggak nyaman itu,” ujarnya.
Tak hanya Pasar Duwur, di tepi Jalur pantura wilayah perkotaan Rembang, tepatnya Jalan Jenderal Sudirman juga terlihat gunungan sampah. Tumpukan sampah itu terlihat di depan rumah-rumah warga.
Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang, Wahyudi Setiyanto membenarkan soal gunungan sampah di wilayahnya. Dia menyebut keterlambatan petugas pengangkut sampah lantaran bahan bakar mobil yang menunggak belum dibayar.
“Sampah yang sudah membludak overload dikarenakan kita memang belum ada melakukan pembayaran BBM dengan pihak ketiga, MoU kita itu RBSJ (Rembang Bangkit Sejahtera Jaya) selama dua bulan. Akhirnya RBSJ itu mungkin tidak bisa kulakan,” jelasnya.
Pihaknya berjanji, akan segera menangani persoalan sampah yang saat ini masih menumpuk di sejumlah titik.
Berdasarkan data DLH Rembang, truk pengangkut sampah telah menunggak BBM selama dua bulan dengan nominal sekitar Rp 156 juta. Perinciannya yakni di bulan April menunggak Rp 73 juta sekian dan Mei Rp 83 juta.
“Saya barusan selesai rapat dengan Kepala DLH dan Asisten III Bu Yuni. Insyaallah besok bisa normal lagi. Dicarikan dari beliau-beliau uang utangan atau gimana caranya,” tandasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)