REMBANG, Lingkarjateng.id – Selama seminggu di bulan Juni, wilayah Rembang sudah enam kali terkena musibah kebakaran. Hal ini disinyalir dampak musim kemarau yang dinilai lebih panas dibanding tahun sebelumnya.
Lokasi kebaran tidak hanya menimpa pemukiman warga, tapi juga lahan tebu, gudang kayu, hingga hudang oven bulu ayam dengan berbagai pemicu, salah satunya karena sampah.
Seperti kebakaran pada lahan tebu yang terjadi pada tanggal 1 dan 5 Juni di Desa Sumberejo, Kecamatan Pamotan dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Kaliori.
Kemudian kebakaran menimpa rumah milik Sholihah di Desa Menoro, Kecamatan Sedan pada 4 Juni lalu yang mengakibatkan kerugian mencapai Rp 60 juta.
Tanggal 9 Juni 2023 kebakaran dengan kerugian Rp 350 Juta menimpa pabrik kayu di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang. Insiden tersebut membuat petugas harus mengerahkan dua armada kebakaran dan 6 mobil tangki untuk menjinakkan api.
Kemudian pada tanggal 11 Juni 2023 kebakaran menimpa gudang oven bulu ayam di Desa Purworejo. Diperkirakan pemilik usaha oven bulu ayam tersebut harus menanggung kerugian hingga Rp 150 juta.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang Bambang Budi Harso pada Selasa, 12 Juni 2023 mengatakan bahwa berdasarkan data kejadian kebakaran mulai Januari sampai dengan Mei intensitas kejadian mengalami peningkatan. Salah satu faktornya cuaca panas musim kemarau.
Bambang mengimbau masyarakat lebih berhati-hati saat melakukan aktivitas membakar sampah atau sejenisnya. Minimal kehati-hatian itu bisa mencegah pemicu kebakaran.
“Saat ini memang cuaca panas. Jadi masyarakat perlu waspada, apalagi saat membakar sampah,” bebernya.
Sementara menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprakirakan jika beberapa wilayah di Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan memasuki puncak kemarau pada Juli 2023. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)